ZAKARIA FOR KOLUT
Untuk memperbaiki suatu sistem yang amburadul, alam mengajarkan kepada kita tentang filsafat mata air. jika hulu nya keruh pastilah terjadi kekeruhan sampai di muara, tp jika mata air hulu jernih pastilah akan mengalir air yg jernih sampai di muara.....
ZAKARIA FOR KOLUT
KOLUT haya bisa diperbaiki kalau kedaulatan rakyat ditegakkan...jangan biarkan mereka tak berdaya karena kedaulatannya telah tergadai, tuntun mereka untuk berpikir jangka panjang demi perubahan yang di idam-idamkan....jangan menyerah dengan kondisi yg ada.....
ZAKARIA FOR KOLUT
Dinamika demokratisasi menghendaki adanya kemandirian dan rasionalitas rakyat sebagai actor utama demokrasi, Pilihan rakyat dalam berdemokrasi harus merdeka dari tekanan dan intimidasi termasuk tekanan uang, Selain itu pilihan rakyat juga mesti berdasarkan pertimbangan rasionalitas bukan alasan yang bersifat pragmatis.
ZAKARIA FOR KOLUT
Akar masalah multi krisis adalah krisis moral. oleh sebab itu penyelesaian fundamentalnya adalah bagaimana moral bisa dibenahi oleh semua elemen masyarakat......
ZAKARIA FOR KOLUT
Kita tidak boleh menyerah dengan kondisi dan fenomena yang ada. yang dinilai di sisi Allah SWT adalah kesungguhan dalam proses. Tugas kita bersama adalah melibatkan diri dalam membuat perubahan. Perubahan memang butuh proses, tapi kalau yang maha kuasa mengahendaki perubahan, tidak ada yang kuat dan yang berduit. Ajak keluarga kita untuk menegakkan kedaulatan rakyat.
Senin, 28 Maret 2011
ZAKARIA BAKRIE, MENGUAT DI KOLUT
Zakaria Bakrie Siap Bertarung di Kolut
Selasa, 22 Maret 2011
DPRD Pangkep Berguru Ke Luwu Timur
Senin, 21 Maret 2011
PEMANFAATAN SUMBERDAYA DANAU TOWUTI SEBAGAI PERAIRAN UMUM
Dalam konteks pemanfaatan di sektor perikanan, Danau Towuti termasuk danau yang cukup potensial dengan sumberdaya perikanan dengan berbagai jenis biota perairan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, yaitu berbagai jenis ikan (29 spesies), kepiting (3 spesis), udang (13 spesis) dan siput air tawar (9 spesies) yang bersifat endemik artinya hanya terdapat di kompleks Danau Malili.
Untuk menjaga kelestarian biota perairan yang bersifat endemik atau spesifik tersebut, berbagai penelitian telah dilakukan oleh peneliti baik peneliti lokal, nasional maupun asing. Namun, para peneliti tersebut pada umumnya tidak menyampaikan atau mempublikasikan hasil penelitian yang mereka lakukan kepada publik khususnya kepada seluruh pihak yang terkait di Kabupaten Luwu Timur. Salah satu Tim Peneliti yang telah melakukan penelitian di Danau Towuti adalah Tim Peneliti dari LIPI yang diketuai oleh Dr. Ir. Syahroma Husni Nasution, M.Si dengan anggota yaitu Dr. Ir. Dede Irving Hartoto, APU dan beberapa anggota tim lainnya telah mempresentasikan hasil penelitian mereka di Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Luwu Timur dalam hal co-manajemen Danau Towuti.
Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Luwu Timur, Ir. Zakaria Bakrie, M.Si, substansi penelitian yang dilakukan oleh Tim Peneliti LIPI adalah pelibatan masyarakat sekitar danau sebagai pemangku kepentingan untuk mengelola danau agar dapat memetik manfaat yang optimal dan berkesinambungan (substainable benefit). Pendekatan yang digunakan adalah kearifan lokal yang bersumber dari nilai-nilai agama dan adat istiadat yang berlaku di masyarakat lokal pesisir danau. Hasil bimbingan Tim Peneliti LIPI bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Luwu Timur adalah tumbuhnya kesadaran masyarakat nelayan di sekitar Danau Towuti tentang pentingnya kelompok dalam sistem co-manajemen, dimana kelompok akan berperan aktif dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan yang mereka lakukan dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.
Salah satu contoh perubahan fundamental yang terjadi pada kelompok nelayan di sekitar Danau Towuti adalah mereka telah menerapkan konsep produksi optimum, artinya para nelayan tidak lagi bernafsu menangkap ikan sebanyak mungkin. Tetapi lebih memikirkan keberlangsungan usahanya untuk masa depan generasi yang akan datang. Dengan kata lain, mereka telah menerapkan prisnsip-prinsip pengelolaan sumberdaya alam secara bertanggung jawab dengan memperhitungkan kapasitas lingkungan. ( *)
Sumber: www.luwutimurkab.go.id
Program Minapolitan Lutim Direspon
"Kami sangat tertarik dengan kebijakan pemerintah daerah Luwu Timur dalam mendorong penetapan kawasan Minapolitan dan komoditas andalan yang dikembangkan sehingga dapat mencapai hasil yang sangat signifikan," ungkap Ketua komisi II DPRD Pangkep, Andi Ilham, sesaat setelah melakukan kunjungan kerja di Luwu Timur, Kamis (10/3) kemarin. Rombongan anggota DPRD Pangkep berjumlah 7 orang itu menyatakan Luwu Timur sangat layak dijadikan sebagai pilot project pengembangan kawasan Minapolitan di Sulawesi Selatan yang berbasis pada pengembangan komoditas sumber daya pesisir dan laut. Rombongan DPRD Pangkep mendapatkan penjelasan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Luwu Timur, mengenai riwayat masuknya daerah ini ke dalam program Minapolitan yang dirintis sejak tahun 2007 dan mendapatkan surat keputusan Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2008 sebagai salah satu kawasan Minapolitan di Indonesia (pertama di Sulawesi Selatan).
"Dari awal kami telah mempersiapkan persyaratan administrasi untuk masuk dalam program minapolitan seperti sk bupati penetapan kawasan minapolitan dan komoditas andalan yang dikembangkan, pokja minapolitan tingkat kabupaten, master plan, rencana tata ruang wilayah pesisir, kesiapan kelembagaan dan sumber daya manusia yang kesemuanya harus bersinergi," urai Zakaria, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Luwu Timur.
Hal lain yang mengemuka dalam diskusi adalah kiat pemerintah daerah Luwu Timur dalam menjaga fluktuasi harga rumpu laut sebagai komoditas andalan, utamanya jenis graccilaria yang memperlihatkan trend peningkatan harga seiring dengan peningkatan jumlah produksi dengan nilai tertinggi Rp8.300/kg kering. Sementara itu, salah seorang anggota DPRD Pangkep yang juga ikut dalam rombongan, Anggriani Amir, mengatakan dipilihnya Luwu Timur sebagai lokus studi banding karena kedua daerah memiliki kesamaan karakteristik sumber daya alam, khususnya di sektor perikanan dan kelautan.
Minggu, 20 Maret 2011
Pemkab Buat Zona Penangkapan Ikan
Jumat, 18 Maret 2011
Penduduk Miskin Batu Putih Bertambah
"Peremajaan lahan kakao telah menjadikan warga belum bisa panen, sehingga warga kurang mampu bertambah. Kami minta ada perhatian dari Pemda Kolaka Utara," kata Camat Batu Putih, Hasrat dalam rapat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kolaka Utara, Selasa 21 Desember.
Rapat yang dihadiri satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait program pengentasan kemiskinan dan para camat se-Kolaka Utara. "Beras miskin (Raskin) harus ditambah dan ada dana bergulir masuk di Kecamatan Batu Putih," kata Hasrat.
Selain itu, ada perbaikan infrastruktur jalan di beberapa desa yang masih terisolasi akibat kondisi jalan rusak berat. Warga menjadi sulit memasarkan hasil produksi pertanian atau harus menambah ongkos produksi. "Warga kurang mampu kurang lebih dua ribu kepala keluarga. Dulunya seribuan KK," kata Hasrat.
Jumlah penduduk Kecamatan Batu Putih kurang lebih 10 ribu jiwa. Lahan pertanian mencapai 400 hektar. Sedangkan lahan kakao yang dilakukan peremanjaan mencapai 200 hektar. Saat ini warga yang terkena proyek rehabilitasi sementara waktu menjadi buruh tambang batu dan usaha lainnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Kolaka Utara, Siti Suhariah yang memimpin rapat mengatakan, melalui penyusunan program SKPD yang masuk TKPK tentunya akan diprogramkan. "Camat selaku pimpinan pemerintahan kecamatan, yang paham akan wilayahnya, dapat mengusulkan kepada TKPK," kata Siti Suhariah. (Kendari Ekspres)